FILM ONG BAK 1 : MUAY THAI WARRIOR

Adegan pembuka dimulai di
Ban Nong Pradu, sebuah desa yang damai di bagian
timur laut Thailand. Sekelompok warga desa, tertutup lumpur putih, sedang berdiri di bawah
pohon Bodhi
yang besar, menengadah ke atas di mana bendera berkibar di buaian angin
lembut. Dengan teriakan besar, mereka semua berlari ke pohon dan mulai
memanjat dan saling menjatuhkan. Para pria jatuh ke tanah dengan bunyi
gedebuk atau ke cabang-cabang saat mereka jatuh. Salah satu pendaki
berhasil sampai di atas yaitu Bun Thing (
Tony Jaa ), atlet desa dan petarung yang terbaik. Dia mengambil
bendera, mengikatnya di lehernya dan turun dengan cekatan menghindari pemanjat lainnya.
Setelah acara ini, beberapa hari sebelum perayaan penghormatan Buddha desa mereka yang ditunggu-tunggu, sekelompok orang dari
Bangkok datang dipimpin oleh Don (
Wannakit Sirioput
), meminta seorang sesepuh desa untuk menjual sebuah artifak Buddha
kepada mereka. Walaupun dilanda kemiskinan, sesepuh itu menolak tawaran
Don, dan tidak ada mau menawarkan barang bersejarah apa pun untuk
kelompok Don.
Thing dikenal sebagai anak muda yang baik dan dihormati, suatu malam diberkati oleh
biksu
Buddha desa tersebut, dalam sebuah upacara di kuil sederhana dan kecil
masyarakat desa tersebut. Setelah pemberkatan, ia mendemonstrasikan
keterampilannya dalam
Muay Thai untuk pamannya, "Paman Mao" ("Paman Mabuk" dalam
bahasa Thai), dan dia kemudian bersumpah bahwa ia tidak akan menggunakannya untuk melukai orang lain untuk keuntungan uang pribadi.
Desa Thing adalah desa miskin, yang dimilikinya hanyalah sebuah
patung Buddha kuno yang bernama "
Ong Bak" dalam
vihara setempat. Selama malam, Paman Mao yang mabuk tersandung ke dalam
kuil desa dan dipukul pingsan oleh Don. Dia terbangun keesokan paginya dan menemukan bahwa kepala patung Buddha "
Ong Bak" telah hilang. Penduduk desa menjadi putus asa akan nasib buruk yang akan menimpa mereka jika kepala Buddha "
Ong Bak"
tidak dikembalikan. Terdengar penyataan sesepuh bahwa kelompok Don,
yang telah mencoba membujuknyanya sebelumnya untuk menjual Ong-Bak untuk
mereka. Thing berbicara dan mengatakan ia akan mendapatkan kepala
patung tersebut dengan cara apa pun. Sesepuh kemudian memberikan kepada
Thing alamat Don dan putranya yang bernama Ham Lae (
Petchtai Wongkamlao)
di Bangkok bersama dengan surat yang meminta Ham Lae untuk membantu
Thing menemukan Don dan kembali ke desa dengan Thing sehingga
penahbisannya sebagai biksu dapat diselesaikan.
Penduduk desa semua menyumbangkan uang
baht
seadanya dan pernak-pernik lain untuk membayari biaya perjalanan Thing
ke Bangkok, dimana dia akan bertemu sepupunya Ham Lae yang gagal dalam
segala-galanya dan mendapatkan bantuan dalam melacak laki-laki yang
mencuri kepala "
Ong-Bak" tersebut.
Di Bangkok, Thing bertemu dengan Ham Lae yang mencat pirang rambutnya
dan mengganti namanya menjadi "Yot", karena nama desanya, "Ham Lae"
juga berarti "testis kotor" dalam
bahasa Thai. Dia dan temannya, Muay Lek (
Pumwaree Yodkamol), adalah pembalap
sepeda motor jalanan yang telah sering bergaul dengan kerumunan buruk pengedar obat
Yaba (sebutan untuk
shabu-shabu
di Muang Thai). Mereka menemukan bahwa mereka sebenarnya berbicara
dalam bahasa asli yang sama dari desa yaitu Isaan (campuran dialek
Laos /
Thai).
Ham Lae pada mulanya tidak sudi untuk membantu Thing dan sesama warga
desanya yang dianggapnya terbelakang, tetapi ketika ia melihat sejumlah
kecil uang yang telah dikumpulkan Thing dari penduduk desanya, Ham Lae
segera menemukan niat buruk. Ketika Thing ada di kamar mandi, Ham Lae
mengambil kantung uang dan pergi ke sebuah
bar di
Jalan Khaosan
di mana pertandingan tinju ilegal sedang terjadi. Thing melacak Ham
Lae, tapi bukannya mendapatkan uangnya kembali, dia malah akhirnya
bertarung dan menjadi juara baru yang dijuluki "
Thing Pradu Phriw" ("Thing si Pohon Pradu Berkibar") setelah satu tendangan lutut tingginya mengalahkan juara lama dengan sekali gebrak.
Siapa nyana, pertarungan seru Thing dalam bar tersebut memancing permusuhan Komtuan (
Suchao Pongwilai), seorang bos dunia hitam yang ber
uban dan ber
kursi roda yang membutuhkan
elektrolarynx
untuk berbicara. Dia sudah menyaksikan pertarungan dari kamar
pribadinya di bar tersebut, dan kehilangan uang karena Thing terus
mengalahkan petarungnya. Kemudian terungkaplah bahwa "
Ong Bak" sebenarnya dicuri oleh salah satu kaki tangannya, yaitu Don.
Sementara itu, di desa Thing memang telah terjadi kemalangan demi
kemalangan. Tanah menjadi berdebu dan penuh retak dan yang tersisa di
sumur desa hanyalah air berlumpur. Mereka membutuhkan kepala Buddha "
Ong Bak" supaya kembali ke desa untuk mengakhiri wabah kekeringan dan mendapat berkah kemakmuran.
Yot terus bekerja melakukan hal-hal buruk, dia dan Muay Lek bekerja dengan menipu di sebuah permainan
bakarat ilegal di
kasino. Namun akhirnya sandiwaranya terbongkar, dan pengedar
narkoba
muncul untuk menghajar Yot habis-habisan. Thing mengabaikan teriakan
minta tolong Yot, tapi ketika pengedar narkoba memukul Muay Lek, Thing
segera turun tangan. Tak lama kemudian, teman-teman pengedar obat dan
bos kasino yang tertipu muncul dan terjadilah kejar-mengejar yang seru
di antara gang-gang kota Bangkok. Disini Thing memamerkan keterampilan
akrobatiknya saat ia berjalan di atas kerumunan, melompat melalui simpai
kawat berduri, melompat di atas rak alat tajam, jungkir balik melalui
ruang sempit di antara dua panel kaca, melakukan gerakan senam yang
lincah melompati wajan
minyak goreng
panas, dan melompat-lompat naik dan turun perancah. Sementara itu, Yot
pun sedang dikejar oleh beberapa bandit. Setelah bersusah payah kabur,
dia sampai di sebuah jalan buntu di mana Thing membantu dia lolos
sebagai imbalan untuk menyetujui membantu Thing mencari Don.
Malamnya terjadi perkelahian ilegal lagi di bar. Thing dalam pencariannya kemudian ditantang oleh "
Big Bear" ("
Beruang Besar"), seorang petarung asal
Australia yang garang dan bermoral rendah. Pada awalnya,
Big Bear berupaya untuk memancing Thing untuk bertempur dengan menghina orang-orang Thai. Tapi setelah
Big Bear
menghajar seorang Thai lain dan memukul seorang pelayan wanita, Thing
segera terjun ke petarungan dan dengan mudah mengalahkan manusia raksasa
tersebut. Dia kemudian diipaksa untuk bertarung dengan Toshiro, seorang
petarung
Jepang yang sangat cepat dan fleksibel. Lawannya terakhirnya adalah "
Mad Dog" ("
Anjing Gila"), seorang petarung
farang ("orang kulit putih") lain, yang gemar menggunakan barang di sekitarnya seperti
kursi,
meja,
kabel listrik dan bahkan
kulkas
untuk menghajar dan menghancurkan lawan-lawannya. Pertarungan membawa
mereka ke kamar pribadi Komtuan. Komtuan memberikan sebilah
belati kepada "
Mad Dog" , tapi Thing dengan cepat melucutinya dan kemudian melemparkan "
Mad Dog" keluar dari bilik kaca kamar tersebut kembali ke arena pertarungan. Seorang
Afrika
melangkah ke dalam ring dan melemparkan sebuah koin di kaki Thing,
mengacungkan jempol. Para penonton di bar yang menyaksikan pertarungan
hebat tersebut mulai bersorak-sorai keras dan melempar koin untuk Thing,
yang segera dipungut cepat-cepat oleh Yot dan Muay Lek.
Diceritakan bahwa Muay Lek sedang berusaha keras menyadarkan
kakaknya, Ngek, yang kecanduan obat di bawah pengaruh Don. Di tempat
tidur, Ngek mengikuti nasihat adiknya dan mengatakan pada Don, pacarnya,
bahwa ia ingin berhenti menggunakan obat. Don, dalam kemarahannya
mencekik Ngek dengan keras dan menjejalkan narkoba ke dalam mulut Ngek.
Muay Lek muncul di apartemen Don dengan Yot dan Thing, menemukan Ngek
sedang
overdosis dan sekarat. Yot dan Thing berlari dan mengejar Don dengan
tuk-tuk, dengan dikejar oleh beberapa anak buah Don yang juga menaiki tuk-tuk masuk ke
jalan layang, dan adegan mencapai klimaksnya dengan banyak tuk-tuk meluncur jatuh dari tepi bagian yang belum selesai dari jalan tersebut.
Thing mengikuti orang-orang jahat dan berakhir sampai di pelabuhan di
Sungai Chao Phraya.
Di sana ia menemukan sebuah tempat persembunyian patung-patung Buddha
yang dicuri komplotan Komtuan. Hal ini menyebabkan kemarahan besar
Komtuan, yang kemudian memaksa Thing di bawah ancaman pemerasan untuk
melawan pengawal pribadinya, seorang petarung Muay Thai
Myanmar
yang gemar menyuntik dirinya dengan obat-obatan yang membuatnya ganas
dan tahan terhadap segala rasa sakit. Thing dengan terpaksa mengalah dan
dihajar habis-habisan demi memenuhi permintaan Komtuan untuk sengaja
kalah sebagai ganti kepala "
Ong Bak" itu. Keesokan harinya, Yot,
Thing dan Muay Lek diculik oleh antek Komtuan. Setelah Komtuan pergi dan
memerintahkan kaki tangannya untuk membunuh mereka, Thing menyerang
para bandit dengan bantuan Yot. Adegan pertarungan seru kembali terjadi
dengan satu adegan pertarungan dengan para bandit, Thing berjumpalitan
di atas tumpukan
ban,
kaki mendarat di sebuah cairan yang mudah terbakar, menghilang,
kemudian tiba-tiba melompat menyerang dengan lutut menyala oleh api,
menyerang bandit. Saat salah satu bandit mengendarai sepeda motornya,
Thing melompat dari belakang sebuah truk pick-up, lututnya menggebrak
helm bandit dan membelahnya menjadi dua.
Thing dan Yot mengikuti para bandit anak buah Komtuan ke sebuah gua
di gunung, di mana kepala patung Buddha raksasa sedang dipahat putus.
Adegan final pun dimulai, dengan Thing bertarung melawan semua antek
Komtuan bersama Yot, yang berusaha sangat keras untuk bertarung membantu
Thing, tetapi toh masih dihajar habis-habisan. Thing berhasil
mengalahkan para bandit, dan di pertarungan terakhir, dia menghadapi
pengawal pribadi Komtuan yang menyuntik dirinya sendiri dengan obat
dosis tinggi dan menyerang Thing. Setelah pertarungan sengit, pengawal
Komtuan akhirnya dapat dikalahkan dan tampaknya telah mati di tangan
Thing . Komtuan kemudian menembak Thing dan berupaya untuk menghancurkan
kepala "
Ong Bak" dengan
palu godam. Yot melindungi kepala "
Ong Bak" dengan tubuhnya, menerima pukulan dari palu untuk melindungi kepala "
Ong Bak"
itu. Pada saat yang sama, kepala Buddha raksasa jatuh berguling ke
bawah, menghancurkan mati Komtuan, sedangkan Yot, walaupun nyaris
selamat sayangnya tetap tertimpa. Di saat-saat terakhir Yot, Thing dan
Muay mendengar keinginan terakhir Yot, supaya Muay Lek dapat lulus
sekolah dan Thing mau merawatnya.
Kepala patung Buddha "
Ong Bak" dikembalikan dalam kuil vihara desa Thing. Thing, sekarang telah ditahbiskan sebagai
biksu dengan kepala
gundul dan jubah putih, datang ke kampung dalam sebuah upacara prosesi di atas punggung
gajah, sementara para penduduk desa dan Muay Lek merayakan penahbisannya.
Download File 674MB
DVDRip | IDWS
Download Subtitle Indonesia